Saatnya BERBISNIS dengan Allah. Tunggu Apalagi?

Semestinya, ketika datang perintah kebaikan kepada kita jawabannya adalah : siap, laksanakan!

Semestinya, ketika datang perintah ketaqwaan kepada kita jawabannya adalah : ya, apa yang harus saya lakukan? (Ada jawaban lain?)

Ternyata, memang benar ada jawaban lain kawan!

Ketika orang tua mengingatkan : Nak, ayo sholat! Kita menjawab : Ya bu, 5 menit lagi.

Ketika ustad kita mengingatkan : Bagilah rezekimu kepada santri-santri pondok! Anda menjawab : Ya ustad, nanti kalau saya kelebihan rezeki.

Ketika teman mengingatkan : Ayolah segera daftar haji mumpung masih muda! Saya tebak ini jawaban anda : Ah, nanti-nanti saja. Saya mau bangun rumah dulu, anak-anak saya masih sekolah, daaaan tentu jawaban-jawaban lain.

Ketika teman mengajak anda : Yuk, dhuha dulu. Eh, jawabanya entar ja deh. Kerjaan masih numpuk nih.

Gak Percaya??

 

Pertanyaannya, kenapa ya padahal ini adalah BISNIS yang 100% menguntungkan dan 0% kerugian?

Anda tentu tahu apa yang anda dapat dengan “menjual” 2 rakaat saja sama Allah.

Anda pasti paham, keuntungan  yang anda peroleh dengan “menjual” (baca: menyedekahkan) 10% saja dari gaji anda.

Dan anda pun tentu tidak akan lupa, bahwa nafas, kesehatan, dan seluruh urat nadi kita ini adalah laba-laba dari Allah.

Nah, lho!

Ayolah teman, sekali lagi anda tidak akan rugi dengan bisnis ini. Percaya, dech!

·         Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, INI LABANYA : dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.

·         Dan bagi haji mabrur INI DIA LABANYA tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga

·         Barangsiapa yang shalat dhuha 12 rakaat, MAU TAHU KEUNTUNGANNYA Allah buatkan baginya satu istana di surga.

·         Wuih wuih wuih, Laba-laba yang lain sampai tak bisa dihitung (meskipun saya ini sekolah akuntansi. J )

Wes lah,

hancur leburkan : keengganan.

Tutup rapat-rapat : kemalasan.

Musnahkan sudah : kesombongan-kesombongan.

Kini saatnya : BERBISNIS DENGAN ALLAH. Menit ini juga. Detik ini juga. Bersama keluarga anda, suami anda, anak-anak anda, teman-teman anda, dan tentu bersama saya beserta orang-orang yang sholeh dan mencintaiNya.