Oleh Muhaimin Iqbal |
Rabu, 26 October 2011 06:06 |
Di puncak krisis 2008, tepatnya tanggal 17 October 2008 di blog saya yang lama saya menulis tentang Tahap-Tahap Krisis Dan Pengaruhnya Pada Harga Emas.
Saat tulisan tersebut saya buat harga emas berada pada angka US$
800-an/Ozt, tetapi saya menggambar grafik seperti pada gambar dibawah
yang menggambarkan harga emas akan menjualang tinggi pasca krisis saat
itu. Kini tiga tahun kemudian, harga emas berada pada kisaran US$
1,700-an atau lebih dari dua kalinya. Kebetulan kah ? Tidak ada yang
kebetulan di dunia ini…
Pasar
dalam bentuk apapun terdiri dari sekumpulan manusia yang berbeda
kebutuhan, kemudian dari perbedaan inilah manusia saling memenuhi
kebutuhannya. Yang satu ingin menjual dan yang lain ingin membeli. Dari
keinginan untuk menjual (supply) yang bertemu keinginan untuk membeli
(demand) inilah harga terbentuk.
Karena perilaku manusia ini bisa dipelajari, semakin banyak jumlah orang yang terlibat semakin predictable – inilah yang disebut law of large number atau hukum bilangan besar. Dari law of large number perilaku para pelaku pasar emas misalnya dapat kita visualisasikan menjadi grafik tersebut diatas. Harga
emas sekarang menjadi sangat tinggi dibandingkan harga tahun 2008 , ya
karena perilaku manusia pencetak uang (yang merespresentasikan demand),
mencetak uang kertas yang berlebihan – yang semuanya predictable dalam krisis saat itu.
Tetapi
masalahnya adalah yang terjadi di pasar bukan hanya karena pengaruh
satu factor saja; begitu banyak factor lain yang tidak semuanya kita
ketahui. Jadi meskipun sesuatu itu predictable sekalipun- hasil
pastinya memang tidak ada satu manusia-pun yang bisa membuat prediksi
yang akurat. Waktu kemudian yang akan memberitahu kita bahwa prediksi
kita akhirnya betul, sedikit betul atau salah sama sekali. Wa Allahu A’lam ; hanya Allah-lah yang Maha Mengetahui.
Untuk
krisis yang sekarang saja misalnya; prediksi kedepannya menjadi lebih
rumit dari krisis 2008 yang epicentrum-nya hanya satu yaitu ekonomi
Amerika yang saat itu gonjang-ganjing yang pemicu awalnya adalah sub-prime mortgage. Saat
ini ada setidaknya dua pemicu besar yaitu krisis hutang di Amerika
(Trigger 1) yang sebelum mereda sudah disusul oleh pemicu besar yang
lain yaitu ancaman default-nya beberapa negara di Uni Eropa (Trigger 2).
Dampak
krisis yang susul menyusul ini pada emas ( dan juga komoditi lainnya)
dapat divisualisasikan seperti pada garfik dibawah. Ketika Trigger 1 belum tuntas memasuki periode penurunan harga, Trigger 2 menyusulnya sehingga menggeser waktu penurunannya.
Maka
melihat krisis demi krisis tersebut seperti kita melihat ombak yang
susul menyusul, sekuat apapun biduk besar bila melawan arus ombak
tersebut dia akan tergulung – inilah yang terjadi di ekonomi Amerika dan
kini Eropa. Sebaliknya, sebilah kayu kecil dapat menyelamatkan orang
yang berpegangan kayu tersebut dan mengikuti kemana arah ombak
membawanya. Karena ombak akan berakhir di pantai, maka sebilah kayu tersebut juga akan mengantarkan orang yang memegangnya sampai ke pantai.
Biduk
besar yang melawan arus tersebut adalah ekonomi kapitalisme ribawa yang
memang sudah dijanjikan kehancurannya oleh Sang Maha Pencipta (QS 2 :
275 – 276). Adapun sebilah kayu kecil untuk berpegangan mengikuti arus
ombak ini adalah inisitif-inisiatif kecil untuk kembali pada syariatNya
dalam hal uang yang nilai daya belinya stabil sepanjang jaman, dalam hal
pasar yang adil dan dapat diakses oleh semua orang, dalam hal
sumber-sumber daya yang dikelola untuk dimakmurkan bukan untuk sekedar dikuasai dlsb.
Bayangkan bila siklus seperti pada grafik pertama diatas terbukti benar kembali dan berulang dalam tiga tahun ini dan
dengan komplikasi grafik kedua, maka daya beli uang Anda akan kembali
tinggal separuh dari sekarang atau bahkan kurang. Tiga tahun ini adalah
waktu yang pendek, yaitu ketika anak Anda yang sekarang
kelas 1 SMP, maka ketika dia masuk SMA biayanya akan dua kali dari biaya
masuk SMA sekarang. Bila sekarang kelas 1 SMA, biaya masuk perguruan
tinggi akan dua kali dari biaya sekarang dst. Maka inilah perlunya Anda
memilih, biduk besar yang melawan ombak – atau kayu kecil (untuk saat
ini) yang akan mengantar Anda ke pantai…buktinya sudah begitu nyata !.
|
Kami menyediakan (insya Allah) berbagai macam kebutuhan rumah tangga saya dan anda. Toko On Line Hatoy saya dirikan bertolak karena saya sebagai abdi Pemerintah yang hampir tidak pernah bisa shoping-shoping karena tugas negara. Jadi, bismillahirrahmanirrahim... Mari BERMUAMALAT yang HALAL dan TOYYIB.
Dipilih-dipilih
Assalamu’alaikum,
SELAMAT DATANG, di Toko On Line Hatoy Ponorogo. Kami menyediakan beberapa kebutuhan Sandang ASLI PRODUK DALAM NEGERI dengan HARGA MURAH – Lebih Awet daripada Uangnya – dan tentunya dengan KUALITAS. Silakan tengak-tengok di menu GALERI PRODUK.
Kami menjual karena Kepercayaan dan Komitmen bersama anda Membangun Negeri.
Silakan hubungi kami :
SMS / WhatsApp : 0857 3592 5311
PIN BB : 747A0B44
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, saya hanya menggunakan rekening BRI, Bank Jatim, dan MANDIRI. Untuk info No Rekening Silakan SMS di nomor : 085 735 925 311
Selasa, 25 Oktober 2011
Biduk Besar Berani Melawan Ombak, Tetapi Kayu Kecil Yang Sampai Ke Pantai…
Kamis, 20 Oktober 2011
Harga Emas : Noise Dari Eropa…
Oleh Muhaimin Iqbal |
Jum'at, 21 October 2011 06:44 |
Kemarin
sampai pagi ini harga emas kembali menyentuh harga terendahnya di pasar
internasional, semalam bahkan sempat diperdagangkan pada kisaran US$
1,612/Ozt. Meskipun belum mencapai angka terendah yang mungkin bisa
tercapai dalam perkiraan saya dua pekan lalu di kisaran US$ 1,300-an/Ozt, angka sekarang sudah sangat rendah karena telah turun sekitar 15 % dari angka tertingginya satu setengah bulan lalu pada US$ 1,895/Ozt (05/09/11). Posisi
terendah saat ini kurang lebihnya adalah setengah perjalanan menurun
yang mungkin bisa ditempuh harga emas dunia, apabila perjalanan
menurunnya ini mengikuti pola krisis 2008.
Pertanyaaannya adalah, apa yang menyebabkan penurunan yang drastis ini ? Bukankah Eropa sedang mengalami krisis sehingga orang membutuhkan safe haven ?
Betul
Eropa sedang berada di puncak krisisnya, bahkan bila pertemuan akhir
pekan ini di antara pemimpin-pemimpin mereka tidak mencapai solusi
penyelamatan yang berarti – maka krisis akan tereskalasi dalam skala
yang lebih besar dan lebih luas dampaknya. Dan betul bahwa pasar
membutuhkan safe haven ketika krisis semacam ini terjadi,
tetapi ketika krisis kali ini di Eropa dan kepercayaan dunia terhadap
Euro runtuh – maka untuk sementara safe haven pertama yang ditubruk dahulu oleh pelaku pasar adalah US Dollar.
Mengapa
bukan emas ? karena realitanya para pelaku usaha masih membutuhkan
Dollar sebagai instrument berbagai transaksi perdagangan dan usahanya.
Ketika Euro ditinggalkan dan pasar beralih ke Dollar – maka demand
terhadap US Dollar sementara meningkat dan price-nya tentu juga
meningkat. Nilai tukar Dollar yang meningkat relative terhadap berbagai
mata uang dunia – dan terutamanya tentu Euro – inilah yang membuat harga
emas dalam Dollar menurun.
Meskipun harga emas dunia lagi rendah dan bisa turun ke angka yang lebih rendah lagi, saya masih mengkategorikannya sebagai noise dan bukan signal. Mengapa demikian ?
Karena
sesungguhnya tidak ada perubahan yang fundamental dari unsur yang
paling esensial yang membentuk harga emas itu sendiri. Pelajaran
mendasar tentang mekanisme pembentukan harga adalah supply and demand. Mekanisme supply and demand ini juga berlaku bagi emas , Dollar maupun mata uang lainnya.
Untuk emas, sisi supply-nya
jelas terbatas karena produksinya di seluruh dunia hanya bisa menambah
jumlah emas di permukaan bumi antara 1.5 -2 % per tahun. Sedangkan sisi demand-nya tumbuh jauh lebih cepat karena dari hampir 7 milyar penduduk dunia (tepatnya 6,969,500,000 per kemarin 20/10/11) , diperkirakan lebih dari 36 % di antaranya berada di China dan India yang notabene adalah penggemar emas dalam budayanya dan daya beli mereka terus meningkat. China
dan India selain merupakan dua negara dengan penduduk terbesar di
dunia, pertumbuhan ekonominya juga terbesar yaitu untuk tahun 2011 ini
mencapai 9.1% (China) dan 7.7% (India). Bandingkan ini dengan pertumbuhan ekonomi Amerika tahun ini yang hanya 1.6%, Jepang yang minus 1 % dan Indonesia 6.5%.
Disamping kebutuhan yang terkait dengan budaya dua bangsa tersebut diatas, peningkatan sisi demand emas juga di dorong oleh perlaku bank-bank sentral dunia yang kini adalah juga net buyer untuk emas, demikian pula dunia usaha mulai terus melirik emas ini dalam beberapa tahun terakhir.
Untuk US Dollar yang sementara ini digunakan sebagai pembanding harga emas dunia, pertumbuhan demand
jangka panjangnya tidak bisa bergerak terlalu jauh dari pertumbuhan
ekonomi negara-negara yang membutuhkan Dollar-nya. Memang China yang
ekonominya tumbuh sangat pesat tersebut juga membutuhkan Dollar, tetapi
tidak sebesar pertumbuhan ekonominya sendiri karena China sedang
mengerem ketergantungannya pada Dollar dan malah berusaha menjadikan
uangnya sendiri sebagai reserve currency bersaing dengan Dollar.
Sisi supply-nya Dollar bisa dicetak dari awang-awang dengan berbagai nama yang indah seperti quantitative easing yang konon kini telah mencapai tahap ke 3 atau satu tahap lagi menjelang kematiannya pada quantitative easing tahap ke 4.
Jadi kalau kita lihat jangka panjang emas yang pertumbuhan demand-nya lebih besar dari supply-nya, dibeli dengan Dollar yang supply-nya lebih besar dari demand-nya,
maka yang dibeli (emas) semakin mahal sedangkan yang untuk membeli
(Dollar) semakin murah – walhasil harga emas akan cenderung lebih besar
dorongan ke atas-nya dalam jangka panjang. Ini juga di confirm oleh trend jangka panjang yang saya tulis pekan lalu (14/10/11).
Tetapi
sekali lagi perlu diingat, bahwa dalam jangka pendek harga emas bisa
jadi turun lebih rendah lagi. Oleh karenanya selalu saya ingatkan di
situs ini untuk tidak berspekulasi dengan harga emas. Wa Allahu A’lam.
|
Selasa, 18 Oktober 2011
10 Investasi Pilihan Bagi Orang-Orang Yang ‘Takut’…
Oleh Muhaimin Iqbal |
Rabu, 19 October 2011 08:13 |
Bagi
kita yang saat ini berada di usia 40-an , 40 tahun lagi atau sekitar
tahun 2050 kemungkinan terbesarnya kita sudah tidak ada di dunia ini.
Tetapi penduduk bumi saat itu diperkirakan mencapai 9 milyar jiwa dan
sebagiannya adalah anak cucu kita. Di antara sekian banyak problem yang
mungkin dihadapi oleh mereka saat itu, problem terbesar yang sudah bisa
diprediksi dari sekarang adalah kecukupan pangan untuk mereka. Tidak-kah
kita terpikir untuk mulai berbuat saat ini untuk meringankan beban anak
cucu kita nantinya ?
Badan
pangan dunia Food and Agricultural Organization – FAO telah memprediksi
bahwa produksi pangan dunia harus meningkat 70% dari sekarang bila
ingin penduduk bumi saat itu memperoleh pangannya secara cukup. Padahal
lahan pertanian maksimalnya hanya bisa bertambah 10 % dari yang sekarang
ada di seluruh dunia dan di sebagian negara malah menyusut bukannya
bertambah, maka solusinya haruslah peningkatan produktifitas hasil dari
setiap jengkal tanah pertanian yang ada.
Bila
Anda termasuk yang terketuk untuk ikut menyelamatkan generasi yang akan
datang ini, berikut antara lain 10 jenis investasi yang bisa Anda
lakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap anak cucu kita semua –
pilihan lainnya tentu juga banyak.
1. Investasi
di tanah-tanah pertanian (membeli) dan mengamankannya untuk tetap
menjadi tanah pertanian. Sudah terlalu banyak lahan-lahan pertanian yang
berubah fungsi menjadi perumahan, lapangan golf, jalan raya dlsb.
waktunya menghentikan semua ini dan setidaknya mempertahankan lahan yang
tersisa untuk pertanian.
2. Investasi
pada pengetahuan pertanian dan sarana penunjang, dengan mempelajari
seluk beluk ilmu pertanian umumnya dan sarana penunjangnya untuk
kemudian mulai berbuat untuk mengamalkan ilmu pengetahuan ini.
3. Investasi pada upaya untuk menghasilkan tanaman-tanaman organic lengkap dengan pupuk-pupuknya, pestitisadanya dlsb, dunia akan sangat membutuhkan healthy product yang semakin langka kedepan.
4. Investasi
untuk penanganan pasca panen segala bentuk hasil pertanian, karena
apapun produk pertanian saat itu harus bisa dihemat dan didistribusikan
ke berbagai belahan dunia yang paling membutuhkannya.
5. Investasi
pada sumber-sumber pangan yang bisa ditanam di tanah yang terbatas atau
bahkan tanpa tanah, seperti tanaman vertical, hydroponic/areophonic,
jamur dlsb.
6. Investasi
pada manajemen atau pengelolaan air hujan karena inilah sumber utama
kehidupan saat itu ketika air tanah sudah nyaris habis disedot atau
tercemar.
7. Investasi untuk menghasilkan benih-benih unggul dan fertile
sehingga bisa mengembalikan siklus pertanian yang sudah berlangsung
ribuan tahun yang kini di sabot oleh para konglomerat benih. Harus
dikembalikan agar setiap hasil panen selain hasil terbesarnya dikonsumsi
– sebagiannya harus bisa menghasilkan benih untuk tanaman berikutnya.
8. Investasi
untuk pertanian tanaman-tanaman bergizi tinggi, karena ketika kwantitas
menjadi kendala maka kwalitas akan sangat dibutuhkan.
9. Investasi untuk produksi pangan hewani yang efektif baik dari jenis daging, ikan, susu, telur dlsb.
10. Investasi
pada usaha pertanian berpresisi tinggi, yaitu pertanian yang ditunjang
oleh hasil riset yang intensif, laboratorium analisa kecocokan tanah
yang akurat, resep pemupukan yang efektif dlsb.
Tidak
ada yang mudah di antara 10 investasi tersebut diatas, dan hasilnya-pun
belum tentu bisa kita nikmati di usia kita sekarang – oleh karenanya
amat sangat sedikit dari para pemilik dana saat ini yang mau menerjuni
salah satunya. Tetapi bayangkan apa yang akan dialami oleh generasi anak
kita yang masih balita saat ini, tidakkah kita ingin berkontribusi
untuk mengamankan masa depan mereka ?
Selain
untuk anak cucu kita sendiri, investasi semacam ini juga dapat menjadi
bentuk respon langsung kita atas peringatan Allah : “Dan
hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka
meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan)nya…” (QS 4:9).
Semoga kita termasuk orang-orang yang takut tersebut…., amin !
|
Jumat, 14 Oktober 2011
Gold Long-Term Trend : Kemana Harga Emas Bergerak…?
Oleh Muhaimin Iqbal |
Jum'at, 14 October 2011 06:20 |
Hari-hari
ini harga emas dunia lagi relatif rendah dibandingkan harga-harga
tertingginya bulan lalu. Bagi para pemain baru yang membeli saat euphoria
emas dan bahkan mengantri untuk membeli emas ketika harga menyentuh
kisaran US$ 1,900/Ozt, harga sekarang yang dibawah US$ 1,700/Ozt atau mengalami penurunan sekitar
11 % - pastilah mengecewakan. Namun bila Anda termasuk pemain baru ini,
dan tidak buru-buru membutuhkan dana Rupiah – Anda tidak perlu terlalu
kawatir karena secara statistik long-term trend harga emas masih kuat mendorong ke atas.
Salah satu cara melihat trend
jangka panjang ini yang dilakukan oleh para profesional di pasar adalah
dengan membandingkan rata-rata bergerak sederhana (simple moving
average – saya singkat saja SMA) dari periode yang lebih panjang, dengan
rata-rata bergerak sederhana untuk periode yang lebih pendek.
Untuk
analisa ini misalnya saya gunakan data harga emas Kitco sejak Januari
2000 sampai hari ini Oktober 2011. Kemudian rata-rata bergerak
sederhana-nya saya buat untuk periode 20 bulan (SMA-20) dan periode 9
bulan (SMA-09). Untuk melihat trendnya kemana, kaidahnya demikian :
Trend jangka panjang akan naik bila :
1. SMA-09 berada di atas SMA-20
2. Keduanya bergerak keatas
3. Harga emas di pasar masih diperdagangkan diatas SMA-09
Sebaliknya trend jangka panjang akan turun bila :
1. SMA-09 berada dibawah SMA-20
2. Keduanya bergerak kebawah
3. Harga emas di pasar diperdagangkan dibawah SMA-09
Sekarang kita lihat hasil analisa ini pada grafik dibawah :
Anda bisa lihat bahwa sepanjang sebelas tahun terakhir, SMA-09 secara persistent berada diatas SMA-20, dan terbukti memang sepanjang periode ini trend jangka panjang itu begitu jelas menuju keatas. Anda
bisa uji juga dengan data komoditi lain, saham dlsb – asal Anda
memiliki data harga perdagangannya untuk periode yang cukup panjang.
Jadi
meskipun Anda membeli emas/Dinar pada saat harga tertinggi bulan lalu,
asal Anda tidak terburu-buru menjualnya – insyaAllah Anda tidak merugi.
Wa Allahu A’lam.
|
Rabu, 05 Oktober 2011
Tanya Jawab tentang DINAR dan GERAI DINAR
Apakah Dinar itu ?
Jawab :
Yang dimaksud Dinar adalah Dinar Islam atau juga disebut Islamic Gold Dinar (IGD). Terbuat dari emas 22 karat seberat 4.25 gram.
Tanya :
Bagaimana mengetahui suatu keaslian Dinar ?
Jawab :
Keaslian Dinar ditentukan oleh kadar emasnya (22 karat) dan beratnya (4.25 gram). Design atau tulisan bisa saja berbeda. Untuk memudahkan masyarakat Indonesia memperoleh Dinar asli, Gerai Dinar hanya merekomendasikan Dinar yang diproduksi oleh Logam Mulia (PT. Aneka tambang, Tbk).
Untuk lebih lengkapnya silakan klik link berikut Tanya Jawab tentang Dinar dan Gerai Dinar!