Dipilih-dipilih

Assalamu’alaikum,

SELAMAT DATANG, di Toko On Line Hatoy Ponorogo. Kami menyediakan beberapa kebutuhan Sandang ASLI PRODUK DALAM NEGERI dengan HARGA MURAH – Lebih Awet daripada Uangnya – dan tentunya dengan KUALITAS. Silakan tengak-tengok di menu GALERI PRODUK.

Kami menjual karena Kepercayaan dan Komitmen bersama anda Membangun Negeri.

Silakan hubungi kami :

SMS / WhatsApp : 0857 3592 5311

PIN BB : 747A0B44

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, saya hanya menggunakan rekening BRI, Bank Jatim, dan MANDIRI. Untuk info No Rekening Silakan SMS di nomor : 085 735 925 311

Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers

Jumat, 28 September 2012

“TERLEMPAR” lagi, MESTINYA, MUTASI lagi…



Jika tak salah menghitung, hari ini tepat 7 tahun 4 bulan dan 22 hari saya mengabdikan diri kepada pemerintah Republik yang sama-sama kita junjung bersama kedaulatannya ini. Sebenarnya jika dihitung dengan TMT (Terhitung Mulai Tanggal) SK, saat ini malah sudah lebih 4 bulan. Betapa sangat tak terasa dan seperti tak dirasa perasaannya tentang apa perasaan saya. Hmm, tak berasa sepertinya. Perjalanan 7 tahun hanya seperti mengikuti arus saja. (Padahal saya ini tipenya suka menantang arus). Betapa tidak, wong namanya juga abdi negara pelayan masyarakat, apa-apa yang harus manut “Sang tuan dan nyonya.”

Apalagi jika mengingat “lemparan-lemparan” yang saya alami selama tujuh tahun ini.
Desember 2004, ketika pengumuman ujian seleksi penerimaan abdi negara saya ditugaskan di madrasah Tsanawiyah Negeri Jogorogo yang jaraknya kira-kira 20Km lebih dari rumah. Tapi belum juga mulai tugas, saya kedatangan seseorang (sesama calon abdi negara) yang memohon dengan baik-baik agar saya dan  beliau saling bertukar tempat tugas. Dengan tanpa berat hati, saya terima aja. Dan ini menjadi “lemparan” bagi saya yang pertama. Ya, Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Paron begitulah tempat terlemparku. 

Agustus 2007, Ketika perjalanan terlemparku menapaki masa 2 tahun 7 bulan. Bapak kepala sekolah saya (yang saaangat saya kagumi karena kedisiplinannya) dilantik untuk menjabat jabatan baru sebagai Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Paron. Cerita “terlempar” saya mencuat lagi, Beliau “menarik” dan “melempar” saya agar tetap mengabdi pada beliau hanya saja harus mengikuti di tempat kerja baru. “Mbak, jenengan saya minta untuk mendampingi saya memperbaiki dan menata madrasah baru demi kemajuan dan pengembangannya ke depan”, begitu yang beliau utarakan sebagai permintaannya kepada saya. (Eits, ada alasan satu lagi-tapi yang ini rahasia lho. Jangan bilang2.- Beliau ingin menjodohkan saya dengan keponakannya. Yang ternyata, saya benar-benar Berjodoh dengan keponakannya-suami saya saat ini.) Meskipun lirih-lirih saya dengar teman berujar, “Mbak, apa jenengan tega meninggalkan kami?”  

Juli 2012, yang mana sesudah lima tahun lebih “lemparan” saya belum berakhir.
“Mbak, saya betul-betul berharap jenengan bisa disini dan mendampingi saya untuk menata ulang dan memperbaiki madrasah ini. Jenengan sudah tahu bagaimana keadaan sekolah ini, jadi mohon dengan sangat bersedialah untuk beberapa saat kedepan menata ulang sehingga bisa berjalan sebagaimana mestinya. Permohonan ini bukan dari saya, tapi ini permintaan teman-teman dimadrasah. Jadi, apapun yang terjadi bisa tidak bisa saya minta jenengan per 1 Juli 2012 sudah harus bekerja disini.” Glekk, SK sudah diterimakan. Apa boleh buat. Madrasah Tsanawiyah Negeri Ngawi menjadi tempat “terlempar”ku selanjutnya.

Hari ini, 29 September 2012. Suami berbisik, “ya mesti to, Dik. Masa’ ora?” Inilah jawaban ketika saya bertanya apa saya jadi mengajukan permohonan mutasi mengikuti suami bulan ini juga. Sebagai pemberitahuan, saat ini suami sedang mengabdi juga pada pemerintah ini di wilayah Pacitan. Sampai hari ini kami sudah 3 tahun 2 bulan 3 minggu dan 3 hari menapaki lintasan rumah tangga, dan selama itu pula kami belum pernah tinggal dalam satu atap. Ya, mestinya saya harus “terlempar” lagi. Artinya, mutasi lagi.

Meski tampak pada lukisan raut wajah teman2 saya ketidakrelaan dan pengharapan, “mbak, disini dulu to. Ok, jika ga bisa 1 tahun paling ga 1 semester aja. ya!”
Ya Allah, saya tinggal menunggu saja kapan saya akan benar-benar menerima SK “keterlemparan” ini lagi. Allah mudahkanlah urusan kami, dan jangan persulit kami.


MELEPAS PENAT SEJENAK, YUUUK!!!!